Posted by : oji Rabu, 04 April 2018

Nama : Ozy Eka Pristama Putra
Nim    : 165120207113014



KASUS 1

Badrun tidak menyadari akan pentingnya kliping Berita padahal klipping berita berfungsi untuk mengetahui situasi atau informasi terbaru dalam organisasi.
Penggunaan klipping berita adalah untuk mencari informasi atau  isu yang sedang dipehartikan oleh public dalam bukunya  (kriyantono,2015) public adalah individu yang memiliki perhatian yang sama pdaa suatu isu, dimungkinkan aktif mencari informasi tentang isu itu, dan erdiskusi dengan individu lain yang memiliki perhatina yang sama terhaddap isu itu untuk berusaha mendapatkan solusi.

Kliping berita berlaku untuk mencari informasi sepertinya halnya opini publik. Teori yang paling banyak digunakan untuk kajian opini public bahkan menjadi teori yang berkembang dari kajian opini public, yaitu teori spiral of silence yang dicetuskan oleh Elizabeth Noelle Neumann (Glynn & Park, 1997 ;Hayes,20017) kriyantono, 2015.

Menurut teori spiral of silence, media massa memiliki potensi beasr membentuk opini public. Media yang membuat opini public menjadi opini mayoritas, sehingga mempengaruhi opini individu. Kekuatan media ini tercermin pada 3 konsep penting yang disampakan Noelle-neumann, yaitu ubiquitous, Cumulative, dan consonant (west & Turner,2007) ;salmon &Glynn,2010). Disini menjelaskan bahawa individu menerima informasi dari media massa yang tidak dapat dihindarkan karena media massa cenderung homogen, artunya ada kecenderungan erbagai media menampilkan isi yang sama berulang kali berbgaia media -konvensional dan online- sering menyajikan informasi dan narasumber bahkan gambarnya sama. 

Meskipun secara umum media massa dianggap memiliki pengaruh kuat membentuk opini public, Noelle-Neumann berpendapat bahwa pengaruh itu tidak otomatis terjadi pada semuara orang. Individu bias menyerap informasi dari media massa. Sehingga media sulit untuk terbendung arus informasinya ketika individu siap untuk menerima informasi individu tersebut membentuk opini yang sudah dia terima dan menghasilkan isu untuk sebuah organisasi. Hal inilah yang menjadikan penting untuk melakukan klipping setelah melakukan kliping berita badrun bisa menghasilkan sebuah pola dari media massa untuk mengantisipasi isu yang tidak di Hotel Savanah (HS) Malang.

Jenis isu dan sumber isu beragam. Aktivitas organsasi dimungkinkan memunculkan isu-isu tertentu. Kriyantono (2012c) mengutip dua definisi isu dari Harrison (2008) dan The Issue Management Council, dan menyimpulkan bahwa : isu adalah berbagai perkembangan, biasanya didalam arena public, yang jika berlanjut dapat secara signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingna jangka Panjang dari organisasi. Isu memunculkan opini individu dan opini public. Setiap isu akan memunculkan publik tersendiri dengan berbagai opini. Isu adalah titik awal munculnya konflik jika tidak dikelola dengna baik. Isu munull jika terjadi gap atau perbedaan antara harapan public dengan kebijakan, operasional, produk,atau komitmen organisasi terhadap publiknya.

Berdasarkan teori system, aktivitas organisasi tidak dapat menghindari harapakn public karena organisasi merupakan bagian dari system social yang harus berinteraksi dengna lingkungannya.  Berdasarkan teori spiral of silence, dalam konteks hubungan dengan karyawan, public relation mesti memberikan perhatian besar terhadapa opini yang tidak muncul di permukaan. Untuk mengatasinya, public relation dapat menawarkan media komunikasi dua arah yang dapat menjamin kerahasiaan dan keamanan karyawan.  Karena diidentitasnya tidak diketahui. Jadi badrun seharusnya mengetahui hal ini akan urgensinya klliping berita dan memonitor sebuah berita berupa media online Maupin media cetak yang sudah dirilis oleh media massa tentang pemberitaan Hotel Savanah (HS) Malang.

KASUS 2


Pada dasarnya, Public Relation atau yang kerap disebut "PR" merupakan suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial maupun non komersial, disektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta. PR dapat dimaknai sebagai aktivitas manajemen komunikasi yang terjadi dalam dua pendekatan: sebagai metode komunikasi dan teknik komunikasi (Kriyantono, 2014)

Public relations berkembang dari kegiatan praktik dan interaksi sosial menjadi kajian teoritis (Kriyantono, 2014; Lattimore, dkk, 2007; Seitel, 2001). Praktik PR adalah dasar kajian teoritis, bahkan kajian ilmiah (science) hanya bermanfaat jika dapat diterapkan dalam praktik (van Ruler & Vercic, 2004). Karena itu, PR disebut ilmu sosial dan perilaku terapan (Culbertson, 1993; Grunig & Hunt, 1984). Prinsip-prinsip PR muncul sejak adanya manusia di bumi ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan hidup melalui interaksi dengan sesamanya, seperti membangun relasi untuk reproduksi, persuasi untuk barter, dan kerja sama untuk bertahan hidup (Kriyantono, 2014).

Dari kasus 2 ini saya menyatakan Humas UB atau PR tidak memenuhi kewajibannya untuk memberi informasi kepada publik hal ini menjadikan UB tertutup akan informasi dan tidak efektif dam konteks publisitas media yang dimana public haus akan informasi.
Khalayak media bersifat atkfi dan penggunaan media didasarkan oleh motif-motif tertentu yang ingin dipenuhi , Artinya , perilaku komuikasi, seperti memilih dan menggunakan media merupakan oal-directed, disengaja untuk memenuhi tujuan atau motif tertentu, Motif yaitu kebutuhan yang mesti dipenuhi.

Sebelumnya, PR yang dikenal sekarang lebih bersifat press-agentry dan publisitas langsung. Pada akhirnya, Bernays mengenalkan konsep “new propaganda”, yaitu manipulasi yang seimbang dengan memperhatikan persetujuan publik dan berdasarkan riset serta mengedepankan aspek etis melalui interpretasi dua arah.  Grunig & Hunt (1984) mengenalkan empat model PR yang menunjukkan empat fase praktik PR: press-agentry, public information, two-way asymmetric, dan two-way symmetric. Pada awalnya aktivitas PR hanya sebatas sebagai agen penyedia informasi bagi media (press-agentry).

Kemudian, berkembang menjadi penyedia informasi bagi publik (public information). Terakhir, aktivitas PR mulai fokus membuka saluran komunikasi dua arah, baik yang bersifat seimbang maupun yang masih asimetris.  Dari penelitian Sriramesh & Vercic (2003) tentang perkembangan PR di lima benua, ditemukan bahwa pertumbuhan praktik PR semakin meningkat seiring berkembangnya demokratisasi dan teknologi pada abab ke-20. Demokrasi menstimuli aktivitas komunikasi dengan publik yang akhirnya sangat memerlukan praktisi PR untuk menghandle-nya.

 Sementara itu, teknologi membuat negaranegara berkembang bukan hanya sebagai konsumen tapi juga menjadi kekuatan industri sehingga melakukan aktivitas perdagangan dan komunikasi secara global. Dari Horsley (2009), istilah PR muncul pada 1913 di Electric Railway Journal saat berdiskusi tentang publisitas dan opini publik dan profesi PR berkembang dewasa saat munculnya organisasi profesi Public relations Society of America pada 1940. Pendewasaan terjadi hingga 1979 ketika PR dimasukkan menjadi bagian fungsi manajemen prinsip dan PR sudah digunakan untuk level internasional (Newsom, dkk, 1993).

Jadi kasus humas yang ini seharusnya memberi informasi kepada publik untuk memenuhi kebutuhan public sekarang secara teoritis konkretnya, produk komunikasi yang dihasilkan public relations mesti disusun sesuai kebutuhan public. Publik dianggap aktif dalam memilih media dan informasi yang akan dia konsumsi, Publik mempunyai motif tertentu yang mendorongnya untuk memilih topik ata tema informasi yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya . 






DAFTAR PUSTAKA

Kriyantono, R. (2014). Teori Public Relations perspektif barat & lokal: aplikasi penelitian dan  praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2014 Srengat Community - Sword Art Online! - Powered by Blogger - Designed by ozy saputra -